![]() |
Dokumentasi oleh Risto Gaib |
Peran seorang ayah tidaklah mudah, terlebih ketika harus menjadi orang tua tunggal. Ayah saya adalah seorang petani yang ulet, pekerja keras, dan penuh semangat. Dengan segala keterbatasan, beliau tak pernah menyerah untuk menyekolahkan saya, kakak, dan adik hingga ke perguruan tinggi. Berkat kerja keras dan doa beliau, kami semua bisa menyelesaikan pendidikan dan kini telah memiliki pekerjaan masing-masing.
Namun, kini Ayah telah berpulang. Di usia 74 tahun, tepat pada tanggal 1 Maret 2025, yang bertepatan dengan bulan kelahirannya dan juga awal Ramadan 1446 H, beliau menghembuskan napas terakhirnya. Kepergian Ayah tentu meninggalkan duka yang mendalam, namun kami, anak-anaknya, telah mengikhlaskan beliau kembali kepada Sang Khalik.
Meskipun Ayah telah tiada, semangat dan nilai-nilai yang beliau tanamkan tetap hidup dalam diri kami. Kerja keras, ketulusan, dan kebijaksanaan yang selalu beliau ajarkan akan terus kami jadikan pedoman dalam menjalani hidup.
Terima kasih, Ayah. Engkau telah mendidik dan membimbing kami dengan penuh cinta. Semoga Allah SWT memberikan tempat yang terbaik untukmu di sisi-Nya. Engkau akan selalu hidup dalam hati dan doa kami.
Selamat jalan, Ayah. Kami mencintaimu, selalu.
Alfateha untuk kalian
Ibu : Rauman Mutaha
Ayah : Imran Gaib
Posting Komentar untuk "Terima Kasih, Ayah"