Anggota DPRD Sulut Minta Presiden Tetapkan Standar Harga Nasional Cengkih untuk Lindungi Petani

Petani cengkih. Ilustrasi Gambar bersumber dari google image dan di desain by blognateya.com

BLOGNATEYA.COM - Para petani cengkih di Sulawesi Utara terus mengeluhkan turunnya harga cengkih yang terjadi setiap harinya. Pada musim panen raya tahun 2024 ini, yang seharusnya menjadi berkah bagi para petani dengan hasil panen melimpah, mereka justru menghadapi kenyataan pahit dengan anjloknya harga cengkih di pasaran. 

Sebelumnya, harga cengkih sempat berada di kisaran Rp150.000 per kilogram. Namun kini, harga cengkih turun drastis menjadi sekitar Rp82.000 per kilogram. Penurunan harga ini membuat petani merugi, terutama mengingat tingginya biaya produksi dan tenaga kerja yang mereka keluarkan selama proses budidaya dan panen.

Salah satu petani mengungkapkan, "Kami berharap pemerintah bisa menstabilkan harga cengkih minimal di angka Rp100.000 per kilogram. Bahkan, harga antara Rp100.000 hingga Rp110.000 per kilogram sudah dianggap normal oleh petani." Petani menambahkan bahwa biaya untuk mempekerjakan pemetik cengkih pun tidak sedikit. Setiap pemetik dibayar sekitar Rp300.000 per hari, sementara dalam satu kebun bisa memerlukan hingga 10 pemetik. Hal ini membuat biaya operasional melebihi pendapatan jika harga cengkih terus turun.

Menghadapi situasi ini, anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara, Sandra Rondonuwu, meminta Presiden Joko Widodo untuk turun tangan. Ia mendesak pemerintah agar segera menetapkan standar harga nasional untuk cengkih dan menghentikan impor cengkih yang turut mempengaruhi harga pasar lokal. 

Sandra juga menekankan pentingnya penindakan terhadap para pengepul yang diduga memainkan harga cengkih, merugikan petani secara signifikan. "Dengan adanya standar harga nasional, petani akan lebih mudah merencanakan produksi dan pemetikan karena mereka sudah tahu harga yang akan mereka terima," ujarnya. 

Penetapan harga cengkih secara nasional dianggap sebagai langkah penting untuk melindungi petani dari fluktuasi harga yang merugikan. Apalagi, tanaman cengkih membutuhkan waktu tiga hingga empat tahun untuk bisa dipanen, sehingga hasil panen yang optimal sangat berharga bagi petani. Ketika panen raya tiba namun harga justru anjlok, hal ini berdampak buruk pada kesejahteraan petani.

Seiring dengan terus turunnya harga cengkih di pasaran, petani berharap pemerintah segera mengambil langkah tegas untuk menstabilkan harga dan menghentikan impor cengkih yang menambah tekanan pada harga lokal. Penetapan standar harga cengkih diharapkan dapat membantu petani untuk terus bertahan dan mengelola usaha pertaniannya dengan lebih baik.

Artikel ini menyoroti permasalahan harga cengkih yang menurun drastis di Sulawesi Utara dan keluhan petani terhadap kondisi pasar saat ini. Dilansir dari channel youtube @kawanuatvmanado.

Posting Komentar untuk "Anggota DPRD Sulut Minta Presiden Tetapkan Standar Harga Nasional Cengkih untuk Lindungi Petani"