Kopi Polopalo, Produk Racikan Khas Gorontalo yang Mengusung Kearifan Lokal

Kopi POLOPALO Kopi khas gorontalo Racikan Kris Laisa dengan mengusung nama alat kesenian daerah gorontalo. (Dok by blognateya)

BLOGNATEYA.COM - Indonesia dikenal sebagai negara dengan budaya minum kopi yang kuat. Kopi bukan sekadar minuman, tetapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Baik pagi, siang, maupun malam, kopi selalu setia menemani, sering kali bersanding dengan sebungkus rokok. Tak heran jika warkop (warung kopi) menjamur di seluruh penjuru negeri, menjadi tempat nongkrong favorit untuk berbincang tentang berbagai topik—mulai dari kehidupan sehari-hari, politik, agama, hingga bisnis.

Melihat fenomena ini, Kristian Laisa, seorang pengusaha dari Gorontalo, merasa terdorong untuk menciptakan sesuatu yang lebih dari sekadar warkop. Melalui Warkop Inspirasi 19 miliknya, Kris, panggilan akrabnya, meluncurkan produk kopi racikan khas yang dapat dinikmati kapan saja. Produk ini dikemas dalam botol plastik dan disajikan dalam keadaan dingin, dengan rasa otentik kopi Gorontalo yang unik.

Namun, yang membuat produk ini istimewa bukan hanya rasanya. Kris memberi nama produk kopinya dengan nama alat musik tradisional khas Gorontalo, yaitu POLOPALO. Saat ditemui oleh media, Kris menjelaskan bahwa pemilihan nama ini bukan tanpa alasan. Ia ingin memastikan bahwa bisnis yang dijalankannya juga memiliki unsur promosi budaya lokal. Dengan menamai kopi racikannya “Polopalo,” Kris berharap masyarakat luas lebih mengenal alat musik tradisional ini, sekaligus memperkenalkan warisan budaya Gorontalo kepada dunia.

Polopalo sendiri merupakan alat musik tradisional yang diwariskan dari nenek moyang masyarakat Gorontalo. Terbuat dari bambu dan dibentuk sedemikian rupa, alat musik ini mampu menghasilkan suara yang merdu dan menenangkan. Dahulu, Polopalo dimainkan oleh para tetua di zaman lampau, dan hingga kini, alat musik ini masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Gorontalo.

Langkah Kris ini bisa dibilang visioner. Tidak hanya mengembangkan bisnis kopi, ia juga berupaya mengkampanyekan kearifan lokal. Dengan demikian, Kristian Laisa tidak hanya menjual produk kopi, tetapi juga menjual cerita, nilai, dan kebanggaan akan budaya daerahnya. Ini adalah contoh bagaimana bisnis dan budaya dapat bersinergi untuk menciptakan sesuatu yang lebih besar dari sekadar transaksi ekonomi. 

Kisah sukses Kristian Laisa dengan Warkop Inspirasi 19 dan produk kopi Polopalo-nya adalah bukti nyata bahwa bisnis bisa menjadi alat untuk melestarikan dan mempromosikan budaya lokal. Dengan inovasi dan cinta terhadap warisan budaya, Kris telah membuktikan bahwa secangkir kopi bisa menjadi lebih dari sekadar minuman—kopi bisa menjadi simbol dari identitas dan kebanggaan suatu daerah.(RG)

Posting Komentar untuk "Kopi Polopalo, Produk Racikan Khas Gorontalo yang Mengusung Kearifan Lokal"