Tradisi ARUWA atau Doa Arwah Jelang Bukan Ramadhan di Gorontalo. Desain Gambar by blognateya |
Tradisi Aruwa, atau yang lebih dikenal dengan doa arwah, merupakan ritual yang dilakukan secara berulang pada hari-hari tertentu setelah seseorang meninggal. Proses dimulai dengan penyediaan sesajen, seperti nasi merah, nasi kuning, pisang, dan makanan khas lainnya. Setelah itu, doa arwah dipimpin oleh seorang Imam atau pemuka agama, sementara makanan yang telah disajikan dimakan secara bersama oleh anggota keluarga dan tamu yang diundang.
Tradisi doa arwah memiliki ciri khas dan simbol yang mendalam bagi masyarakat Gorontalo. Pakaian putih dipakai pada hari-hari awal doa arwah, menandakan kesucian dan ingatan yang kuat terhadap orang yang meninggal. Sementara itu, pakaian berwarna biru langit dan hitam digunakan pada hari-hari berikutnya, melambangkan perubahan dalam ingatan keluarga terhadap yang meninggal.
Selain sebagai bentuk penghormatan kepada yang meninggal, tradisi doa arwah juga dipercayai membawa keberkahan dan ketenangan bagi keluarga yang berduka. Doa-doa ini diharapkan membantu yang meninggal mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah.
Tradisi doa arwah telah menjadi bagian yang dijaga dengan erat oleh masyarakat Gorontalo, karena memiliki makna yang mendalam dan simbolis. Melalui doa arwah, diharapkan keluarga yang meninggal selalu mendapatkan doa dan penghormatan dari keluarga yang masih hidup.
Tradisi ini tidak hanya sebagai ungkapan duka cita, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi yang telah meninggal, yang diwariskan secara turun-temurun dalam budaya Gorontalo.
Silahkan kunjungi berita dan Artikel Kami lainya di Google News
Sumber referensi : Artikel ini didasarkan pada tradisi dan kepercayaan masyarakat Gorontalo sebagaimana yang dijelaskan dalam sumber yang diberikan dari media online seperi hargo.go.id dan media online lainnya dan dikembangkan oleh chatgpt ai
Posting Komentar untuk "Tradisi ARUWA atau Doa Arwah Jelang Bulan Ramadhan di Gorontalo"